Masyarakat Sedulur Sikep Samin
yang bermukim di Karangpace, Ds.Klopoduwur, Kec.Banjarejo, Kab.Blora, Jawa
Tengah. Menpunyai cara lain dalam merayakan bulan suro atau tahun barunya
masyarakat jawa. Keturunan Suro Samin/mbah Engkrek menggelar tradisi suronan pada malam jumat
pahing, kamis (29/10/2015) serta pagelaran wayang krucil dalang ki Gatot Santoso
dengan lakon babat Blora, Pangeran Binowo Gugur . Bertempat di Pendopo Kampung
Samin Karangpace, ratusan warga sikep dan tamu undangan berkumpul sejak pukul
19.00 WIB, Mengawali tradisi dengan syukuran yang dilengkapi macam-macam
uborampe sebagai syarat dilangsungkannya moco rogo atau suran sikep.
Jenis dan macam Ubo rampe
moco rogo :
Enam (6) bubur yang
mengandung makna seduluran, papat kiblat limo pancer
(empat saudara yang ada
di empat kiblat timur,utara,barat,selatan.yang kelima saudara yang ada ditengah
yaitu diri kita sendiri, sesaji yang keenam untuk kakang kawah/air ketuban)
1. Bubur
putih sesaji untuk saudara yang ada di kiblat timur
2.
Bubur merah sesaji untuk saudara yang ada di kiblat
utara
3.
Bubur abang putih (jadi kuning) sesaji untuk
saudara yang ada di kiblat barat
4.
Bubur ketan ireng sesaji untuk saudara yang
ada di kiblat selatan
5.
Bubur klomot (bubur ketan hitam dicampur
dengan santan) sesaji untuk saudara yang ada di tengah yaitu diri kita sendiri
6.
Bubur arang-arang kambang (bubur ketan putih
dicampur dengan air gula merah) sesaji untuk kakang kawah sing mertopo sak
duwure banyu (air ketuban)
7.
Welat, kreweng, kunir,opeh, wenang (opeh=kulit
pohon pinang yang dijadikan takir/wadah, welat=bagian kulit bambu apus, kreweng=pecahan
genteng, kunir=kunyit, wenang=benang warna putih) sesaji untuk adi ari-ari kang
manggon bumi (adik ari-ari/tali pusar)
8.
Sego bucu (nasi tumpeng) sesaji untuk sedulur
kang keruwatan lan ora kerumatan (sedulur yang terawat dan yang tidak terawat)
suket, godong, watu, gunung, kekayon, kutu-kutu walang atogo sak lumahing bumi sak
kureping langit pasasat sedulurku.
9. Sego
uduk,panggang ayam,serbab degan,jambe suruh,gedang setangkep (nasi uduk, panggang
ayam, air kelapa muda&isinya, buah pinang&daun suruh, pisang raja dua
lirang) sesaji untuk sedulur yang ada di atas/nur illahi/gusti. (guru sejati
sejatine guru)
|
Warga dan tamu undangan menikmati ambeng/tumpengan |
Doa Sarasean Suran dan pengukuhan Paguyuban Sedulur Sikep Samin Nunggal Roso dipimpin oleh sesepuh sedulur sikep mbah Lasiyo,warga yang hadir
mengenakan pakaian serba hitam duduk bersila melingkar didalam pendopo,berdoa
bersama -sama memanjatkan puji syukur agar di tahun baru jawa ini semua diberikan
seger waras,kelancaran rejeki, dan ketentraman. Mbah Lasiyo memandunya dengan bahasa jawa yang penuh syarat makna.
Keluarga besar Sedulur Sikep, warga dan tamu undangan
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan teks Pancasila
Usai
syukuran dipendopo acara dilanjutkan dengan Ceromonial pengukuhan Paguyuban
Sedulur Sikep Samin Nunggal Roso, yang diawali dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan pembacaan taks Pancasila, Doa-doa dan kidung Kitab Tapel
Adam oleh bapak Waras Raharjo saat kidungan lampu penerangan dimatikan,dalam
hening kidung tapel adam dilantunkan seakan amat sakral malam itu.
Kidung Kitab Tapel Adam
Mbah
lasiyo memberikan wejangan dan sabdo kepada pengurus paguyuban agar tetap
menjaga kejujuran setia menjalankan paugeran Ponco Sesanti dan Ponco Wewaler
agar hidup selaras dengan alam dan antar mahluk hidup.
Sabdo dan wejangan mbah Lasiyo kepada pengurus paguyuban
Hadir
dalam kesempatan itu Pj Bupati Blora yang diwakili oleh Staf ahli bupati
Gundala Wijasena, ketua dinas pariwisata,kebudayaan,komunikasi dan informasi
DPPKKI Selamet Pamuji, Muspika Kec.Banjarejo, Gus Luki ketua paguyuban
pagarnusa jateng dan rombongan Ponpes Alawiyah Semarang serta sejumlah tokoh
masyarakat dan pemerhati budaya.
Staf
ahli Bupati Gundala Wijasena, ketua DPPKKI Selamet Pamuji,Cabup Kusnanto dan tamu undangan berikan ucapan
selamat kepada pengurus Paguyuban Sedulur Sikep Samin Nunggal Roso
Mbah Lasiyo dan Gus Luki Ketua Pagarnusa Jateng
Ada
yang beda saat berlangsungnya tradisi suran Sedulur Sikep Samin di Pendopo
Kampung Samin,kehadiran calon Bupati nomor urut 3 Maulana Kusnanto dan calon
wakil Bupati Arif Rohman.
Saat
Maulana Kusnanto dimintai keterangan tentang tujuan kedatangannya diacara
sarasean suran tersebut, menjelaskan bahwa dirinya tidak ada maksud
memanfaatkan acara tradisi budaya ini untuk berkampanye.
“kami
sudah seperti keluarga karena sedulur sikep karangpace dan mbah Lasiyo sudah
akrab sejak lama.saya hanya ikut memeriahkan saja,sebagai bentuk penghormatan
kepada sedulur sikep yang sedang punya hajat”.
Begitu
juga Arif Rohman yang dimintai keterangan,dirinya mengelak jika kedatangannya
dihubungkan dengan kegiatan kampanye. Dia mengaku hanya ingin bersilaturahmi
dengan sedulur sikep.
“saya
hadir disini untuk mengenali tradisi budaya yang ada di masyarakat sedulur
sikep samin klopoduwur dan
bersilaturahmi. Sekalian mengantar Gus Luki Ketua Pagarnusa Jateng yang juga di
undang oleh Paguyuban.jadi kedatangan saya jangan dikaitkan dengan kampanye.
Memang
malam itu dijumpai beberapa anggota Panwascam Banjarejo yang turut hadir
diacara suran.
Hingga
acara usai tidak ada sambutan atau orasi dari pasangan calon,dari pihak panitia
suronan tidak diperkenankan pasangan calon untuk memberikan sambutan atau
orasi.
Sambil menyaksikan pagelaran wayang, Warga
dan tamu undangan menikmati hidangan tradisional yang ditata rapi diselatan Pendopo terkhusus
nasi jagung, sayur bening, botok, urapan, ikan asin, sambal dan beberapa menu
lainnya. dinikmati dengan beralas daun jati, membuat suasana menyatu dengan alam, tidak ketinggalan juga rowotan makanan khas sedulur sikep samin karangpace.
warga dan tamu undangan sedang menikmati hidangan
wayang krucil dalang Ki Gatot Santoso dengan Lakon babat
Blora, Pangeran Binowo Gugur.
sesepuh sedulur sikep (mbah lasiyo) menyerahkan tokoh wayang binowo yang di lakonkan